Paradigma Ilmu Dakwah dan pengembangannya melalui kajian empiris: suatu gagasan ijtihadiah

Huda, Sokhi (2004) Paradigma Ilmu Dakwah dan pengembangannya melalui kajian empiris: suatu gagasan ijtihadiah. Jurnal Ilmu Dakwah, 9 (1). pp. 14-29.

[thumbnail of Sokhi Huda_jurnal_ParadigmaIlmuDakwah.pdf] Text
Sokhi Huda_jurnal_ParadigmaIlmuDakwah.pdf

Download (520kB)

Abstract

Paradigma Ilmu Dakwah (PID) merupakan suatu pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subject matter) dari ilmu dakwah. PID melambangkan kejelasan visi ilmu dakwah. Visi ini diterjemahkan kedalam misi berupa profil kajian dan sasarannya. Misi tersebut diterjemahkan kedalam aneka pendekatan kajiannya. Sistem umum PID terdiri dari lima unsur: (1) dimensi-dimensi Islam, (2) komunikasi, (3) penerima pesan, (4) tujuan dakwah, dan (5) evaluasi dakwah. Subject matter dalam PID adalah bahwa manifestasi terhadap esensi dan forma Islam dapat terealisasi dalam historisitas hidup manusia jika pesan-pesan Islam ditransformasikan melalui aktifitas dakwah; tanpa dakwah, Islam tidak ada dalam realitas historisitas umat manusia. Realisasi terhadap manifestasi Islam itu mengarah ke suatu kondisi ideal hidup manusia yang dikehendaki oleh Islam yang kemudian disebut tujuan dakwah. Oleh karena itulah tujuan dakwah menjadi pusat perhatian dalam PID. PID merupakan interparadigmatik, bukan monoparadigmatik. Unsurunsur interparadigma ilmu dakwah adalah paradigma-paradigma “konstruksi sosial”, “definisi sosial”, dan “perilaku sosial” (Behaviorisme). Sedangkan kajian empiris ilmu dakwah, bahannya terdiri dari dua hal, yaitu: (1) aktivitas dakwah dan (2) hasil evaluasi lapangan dakwah. Kemudian model kajiannya menggunakan pendekatan kualitatif lapangan dengan aneka metodenya. Sedangkan pengembangan PID melalui kajian empiris menggunakan pola “interpretative social sciences” (ilmu-ilmu sosial interpretatif) dengan penekanan pada pendalaman etnografis. Sasaran dan tujuan pengembangan itu adalah ditemukannya teori-teori baru, dan untuk ini, tahap analisis yang digunakan adalah analisis grounded research. Sebelum dilakukan kajian dan pengembangan tersebut, komunitas ilmuwan dakwah perlu menyepakati dan menetapkan terlebih dulu mana wilayah baku (heuristik negatif) dan mana wilayah pengembangan (heuristik positif) ilmu dakwah, agar kerja ilmu –dan pengembangan jurusan studinya jika diperlukan—tidak spekulatif.

Item Type: Article
Creators:
Creators
Email
["eprint_fieldname_creators_NIDN" not defined]
Huda, Sokhi
sokhi.huda@uinsby.ac.id
2128016701
Uncontrolled Keywords: Paradigma; ilmu dakwah; pengembangan; kajian empiris
Subjects: 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2099 Other Language, Communication and Culture > 209999 Language, Communication and Culture not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: S.Pd.I Abdun Nashir
Date Deposited: 13 May 2022 03:53
Last Modified: 13 May 2022 03:53
URI: http://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/2347

Actions (login required)

View Item
View Item