Gerakan radikalisme di kampus-kampus dan pusat kajian keagamaan di perkotaan di Jawa Timur

Penelitian yang mengangkat tema gerakan radikalisme di kampus dan pusat kajian kajian di perkotaan di Jawa Timur ini mengambil dua wilayah penelitian: Kabupaten Sampang dan Kabupaten Probolinggo. Dua wilayah ini tidak dipilih dengan alasan representasi Jawa Timur. Pemilihan terhadap dua wilayah lebih didasarkan pada kebutuhan akan ketersediaan data menyangkut arus radikalisasi di kalangan anak-anak muda di dua wilayah tersebut. Berbagai kasus intoleransi dan kekerasan agama bisa dianggap sebagai gunung es dari arus yang lebih besar. Menyadari hal ini saja kita sudah patut untuk merasa khawatir. Kekhawatiran ini lahir karena yang sedang dipertaruhkan adalah Indonesia ke depan. Kekhawatiran menjadi semakin besar jika ternyata radikalisasi itu telah melanda anak-anak muda, kepada siapa masa depan Indoesia ditentukan nasibnya. Penelitian yang dilakukan di Sampang dan Madura ini justru sejak awal berangkat dari kesadaran akan hal itu semua. Pada akhirnya penelitian ini tidak semata-mata berhenti pada temuan-temuan apakah anak-anak muda sudah teradikalisasi atau belum, namun yang paling penting adalah langkah-langkah apa yang perlu diambil oleh berbagai pihak dalam membendung arus radikalisasi yang semakin lama terasa semakin kuat. Pengumpulan data dalam penelitian ini secara intens dilakukan sejak April hingga September 2019. Diawali dengan riset dokumen, penelitian ini dilanjutkan dengan FGD dan wawancara mendalam kepada berbagai tokoh agama, aparat pemerintah, aparat keamanan, siswa, mahasiswa, dan informan-informan lain yang dianggap bisa memberi informasi yang memadai atas topik yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak berpretensi untuk melakukan analisis perbandingan yang bertujuan untuk membandingkan di antara kedua wilayah ini.