Karesidenan Madiun 1896-1942: kiprah penguasa Belanda dalam modernisasi administrasi hingga perubahan sosial politik

Buku ini awalnya adalah skripsi sarjana yang dipertahankan penulisnya pada Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tanggal 1 Februari 2021 kemarin. Buku ini menghadirkan pembahasan tentang satu periode penting dalam sejarah Kabupaten Madiun, ketika statusnya sebagai mancanegara di bawah naungan keraton Yogyakarta berakhir selepas Perang Jawa (1825-1830). Sejak itu, tepatnya 31 Januari 1830, Madiun menjadi daerah dalam yurisdiksi Pemerintah Kolonial Belanda langsung, disebut Keresidenan Madiun. Akibatnya, Madiun dipimpin oleh seorang Residen berkebangsaan Belanda, menggantikan bupati dari kaum priyayi Jawa. Alih status ini jelas bermakna penting dalam sejarah Madiun, lebih dari hanya sekadar pergantian pucuk pimpinan. Dengan Residen sebagai kepala daerah, banyak program pembangunan berlangsung di Madiun, yang kemudian melahirkan perubahan sosial-budaya di mana pranata modern mulai diperkenalkan di daerah tersebut.