Luthfy, Riza Multazam (2015) Disparitas kehidupan desa. Sinar Harapan.
Riza Multazam Luthfy_NewsPaper_Disparitas Kehidupan Desa.pdf
Download (1MB)
Abstract
Bila dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Timur lainnya, laju disparitas atau ketimpangan masyarakat Indonesia dinilai paling cepat. Sebagaimana di kota-kota besar, disparitas juga mudah kita temukan di perdesaan. Suasana desa yang digambarkan damai, tenang, rukun, guyub, dan penuh keharmonisan dalam buku usang dan naskah fiksi mulai sukar ditemukan dalam realitas. Kini, terjadi perebutan akses, sarana, sumber ekonomi, dan klaim politis antar individu dan berbagai komunitas di banyak desa. Pergolakan dan segregasi sosial antara golongan atas dengan golongan bawah sukar dihindarkan. Desa menjadi ajang pertarungan antara mereka yang kuat dan lemah. Hukum rimba yang menetapkan bahwa the have (pemilik uang) sebagai pemenang menjadi pegangan dan tolok ukur segala bentuk persaingan. Apa yang digaungkan filusuf Inggris Thomas Hobbes dalam karyanya De Cive (1651) “homo homini lupus” (manusia adalah serigala bagi sesamanya) tak dapat disangkal. Ketentuan di atas menyebabkan tergerusnya prinsip dan nilai kehidupan komunal yang mengutamakan gotong-royong dan musyawarah. Hal ini terutama akibat menguatnya gejala urbanisme dan elitisme lokal dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Item Type: | Article |
---|---|
Creators: | Creators Email ["eprint_fieldname_creators_NIDN" not defined] Luthfy, Riza Multazam rizamultazam@uinsby.ac.id 2109118601 |
Uncontrolled Keywords: | Ketimpangan masyarakat; kolektivisme; identitas orang desa |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180108 Constitutional Law 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180119 Law and Society |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Riza Multazam Luthfy |
Date Deposited: | 17 Jun 2022 06:35 |
Last Modified: | 17 Jun 2022 06:35 |
URI: | http://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/2547 |