Luthfy, Riza Multazam (2017) Membenahi nasib petani. Koran Jakarta.
Riza Multazam Luthfy_NewsPaper_Membenahi Nasib Petani-.pdf
Download (1MB)
Abstract
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kondisi pertanian Indonesia. Menurutnya, petani harus memperoleh nilai tukar hasil pertanian sebesar-besarnya. Hal ini tak mungkin terwujud bila pola kerja dan pengolahan panen masih bersifat konvensional. Para petani juga tidak akan mengantongi keuntungan maksimal jika hanya mengandalkan lahan kecil. Padahal, nilai tambah yang melimpah justru berada pada proses agrobisnis. Atas dasar itulah, perlu diciptakan banyak badan usaha atau korporasi guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Ungkapan Presiden Jokowi menunjukkan adanya gairah mengangkat harkat dan martabat petani yang mayoritas bermukim di perdesaan. Pasokan beras kaum urban tergantung pada hasil kerja mereka. Gagal panen membuat beras di perkotaan semakin terbatas. Bisa dipastikan, tanpa kebijakan impor, cadangan beras menipis. Sayangnya, kebijakan pemerintah dari masa ke masa seringkali kurang berpihak pada bidang agraris. Para petani mengaku, terutama setelah reformasi, hasil sawah tidak pernah memuaskan. Dari tahun ke tahun, hasil panen selalu menurun. Lantaran menerima berbagai jenis padi dan pupuk kimia, tanah jenuh. Imbasnya, kualitas dan kuantitas beras kurang baik.
Item Type: | Article |
---|---|
Creators: | Creators Email ["eprint_fieldname_creators_NIDN" not defined] Luthfy, Riza Multazam rizamultazam@uinsby.ac.id 2109118601 |
Uncontrolled Keywords: | Petani; masyarakat desa; industrialisasi; dana desa |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180108 Constitutional Law 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180119 Law and Society |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Riza Multazam Luthfy |
Date Deposited: | 07 Jun 2022 08:38 |
Last Modified: | 07 Jun 2022 08:38 |
URI: | http://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/2478 |