Luthfy, Riza Multazam (2018) Elite lokal vs kritik sosial. Koran Sindo.
Riza Multazam Luthfy_newspaper_Elite Lokal vs Kritik Sosial.pdf
Download (495kB)
Abstract
Munculnya kasus penyimpangan dana desa menggambarkan bahwa sebagian pamong desa bersifat pragmatis, bahkan oportunistis. Individualisme membimbing mereka dalam menjalankan fungsinya sehingga cenderung mementingkan diri sendiri ketimbang memperhatikan urusan publik. Hal ini tentu bertentangan dengan semangat yang diusung Undang-Undang Nomor 6/2014 tentang Desa. Aji Mumpung Tidak selalu orang-orang yang didapuk menjadi perangkat desa menjalankan perannya dengan baik. Ada yang justru menangkap peluang dengan menganggap posisinya dalam jejaring kekuasaan lokal sebagai aji mumpung. Tentu hal ini berimbas pada citra pamong desa lainnya yang meskipun jujur tetap dianggap suka menipu.Keberadaan orang-orang “bermasalah” dalam jajaran perangkat desa rentan menjadikan kinerja pemerintah di tingkat lokal kurang maksimal. Tanpa mengantongi kepercayaan masyarakat, pemerintah desa sulit melaksanakan setiap program, terutama yang berhubungan dengan layanan publik. Padahal dukungan semua stakeholder diperlukan agar setiap kebijakan di tingkat lokal dapat terwujud. Dalam taraf tertentu, muncul kecenderungan bahwa kinerja perangkat desa kurang transparan dan akuntabel. Terutama mengenai pemasukan dan pengeluaran desa, mereka cenderung kurang terbuka.Urusan keuangan membuat mereka selalu berhati-hati dan waspada.
Item Type: | Article |
---|---|
Creators: | Creators Email ["eprint_fieldname_creators_NIDN" not defined] Luthfy, Riza Multazam rizamultazam@uinsby.ac.id 2109118601 |
Uncontrolled Keywords: | Elite lokal; kekuasaan lokal; kepala desa; pamong desa |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180119 Law and Society |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Riza Multazam Luthfy |
Date Deposited: | 30 May 2022 02:13 |
Last Modified: | 30 May 2022 02:13 |
URI: | http://repository.uinsa.ac.id/id/eprint/2420 |