Mengelola Etos Gotong Royong di Masa Pandemi

Media-media cetak dan daring hari-hari ini gencar memberitakan lahirnya bermacam bentuk swadaya masyarakat dan gerakan sosial. Beberapa komunitas berdiri untuk memprovokasi publik berdonasi melalui platform-platform digital. Sejumlah pengusaha berbondong-bondong memberikan makanan gratis bagi warga sekitar yang membutuhkan.
Para ibu bahu-membahu mendirikan dapur umum guna menyuplai nasi bungkus atau makanan siap saji bagi orang-orang yang tengah menjalani isolasi mandiri. Para pemuda secara sukarela mendonasikan tenaganya untuk mengantarkan bantuan-bantuan yang telah disalurkan oleh para dermawan.
Hal di atas merupakan ikhtiar sebagian kalangan untuk memutus laju penyebaran virus Covid-19 yang semakin meresahkan. Di tengah melonjaknya kasus pandemi, rasa empati datang dari berbagai penjuru. Kuatnya ikatan sosial dan solidaritas sesama warga memantik munculnya gagasan dan aktivitas meringankan beban siapa saja yang terpapar Corona. Orang-orang yang sedang mengalami penderitaan lantaran pandemi diajak berjuang mengusir segala bentuk kesusahan dan kesulitan.
Barang tentu apa yang mereka lakukan perlu diapresiasi. Fenomena menjamurnya gotong royong dalam beragam bentuk dan aksi menggambarkan optimisme, semangat, sekaligus keteguhan melawan ganasnya Corona. Seiring terbentuknya swadaya masyarakat dan gerakan sosial, terbit sebongkah harapan agar pandemi ini segera berakhir.